Bali & Lombok

Gowes di Pulau Bali, Mahal Tapi Sangat Sangat Sepadan (Bagian ke-4)

Pagi hari kondisi badan gue sudah lumayan membaik, walaupun masih terasa nyeri di tempat yang sama. Sesudah sarapan gue berniat untuk kembali meneruskan istrirahat di kamar. Namun apa yang terjadi ???? Saat sarapan gue mendengar bahwa trek XC yang sedianya akan dikunjungi ternyata banyak spot yang ungowesable sehingga diputuskan bahwa hari ini rombongan akan gowes ke Geothermal. Berita ini serasa seperti obat yang sangat mujarab. Langsung gue bilang ke yang lain bahwa gue ikut gowes hari ini dan segera minta tolong dicarikan pinjaman protector. Brangkaaaaaaaaaaatttt !!!!!!

Day 3 – Minggu 24 Feb 2013. All ABout Mudun

Perjalanan dari hotel di Ubud menuju Geothermal Bedugul sepertinya tidak lebih cepat ketimbang perjalalanan ke lokasi gowes pada  hari sebelumnya. Starting point trek Geothermal ini berada pada sisi sebuah jalan aspal, sangat mirip starting point NURA Puncak  Bogor Jawa Barat. Gue juga bingung kenapa rasa sakit yang masih gue rasakan sampai tadi subuh seakan tiba-tiba hilang saat melihat area awal trek Geothermal ini. Ritual standard memeriksa sepeda, briefing dan berdoa tidak l;upa kami lakukan. Tidak jauh di depan sana terdapat rombongan lain yang juga akan menjajal trek Geothermal ini.

830320_4926554874024_1108814748_o

Pada sesi pertama rombongan dibagi 2, yang mau ngebut dan yang mau santai. Gue sok ikut-ikutan gabung dengan rombongan yang mau ngebut tapi memilih di urutan tengah. Di awal-awal perjalanan vegetasi disisi kiri-kanan trek masih lumayan rapat. Kemudian mulai silih berganti dengan ilalang dan ladang penduduk. So far jalur yang sudah kita lewati belum terlalu ekstrem.

858811_4926602155206_186047919_o

Pada sesi kedua trek mulai masuk area hutan lagi dan kali ini gue mau rugi gue memilih urutan pas dibelakang Marshall. Om Arie Marshall kita hari ini kalau gak salah menggunakan Dartmoor Shine tapi dengan setting Single Speed hohohohoho. Om Marshall sepertinya sudah hafal trek ini diluar kepala jadi gue cukup yakin untuk ikut memilih apapun jalur yang dipilih oleh beliau hihihihihihi … Intinya kalau dia bisa lewat berarti gue juga Insya Allah akan bisa lewat.

Jalur hutan di trek Geothermal ini mulai banyak dipenuhi oleh akar-akar pohon yang tumbuh melintang ditengah jalur sepeda yang  akan dengan senang hati membuat ban sepeda kita slip bilamana kita kurang waspada menghindarinya. Ini memang bukan balapan, ini memang trek yang menurun jadi tanpa digowespun sepeda akan meluncur dengan cepat. Semua anggota rombongan tahu dan sadar betapa berbahayanya olah raga MTB di area menurun ini, all at our own risk. Tapi paling tidak resiko tadi dapat kita manage dengan selalu berdoa, menggunakan safety gear yang cukup, kemampuan mengendalikan sepeda dan selalu tahu batas kemampuan kita. Insya Allah kita bisa menikmati jalur ini.

856635_4926614475514_6395697_o

856777_4926601035178_69660590_o

857682_4926611595442_1076509627_o

Gue termasuk orang yang setuju dengan jargon “Setiap tempat sepedahan adalah unik”. Walaupun jenis pepohonannya sama, elevation lost-nya sama  tapi tidak ada satupun yang benar-benar sama antara satu tempat sepedahan dengan tempat sepedahan yang lain. Namun demikian menurut gue  pribadi  ada satu kesamaan dari semua tempat sepedahan yakni : kita diminta untuk selalu memperhatikan 4 hal tersebut diatas.

Di tengah perjalanan om Marshall menghentikan sepedahnya, di depan sana ada rombongan lain yang sedang beristirahat bergerombol sedikit menutupi jalur sepeda.  Usut punya usut ternyata ada salah satu peserta rombongannya yang sedang tergeletak diatas tanah tepat dibawah sebuah drop-off. Menurut rekan korban kecelakaan tadi,  Marshall rombongan mereka sedang turun ke desa terdekat untuk mencari pertolongan untuk mengevakuasi sang korban yang sepertinya mendapat cidera lumayan serius di bagian lehernya. Masih menurut rekan korban, saat itu sang korban entah kurang siap atau kaget saat melihat didepan ada drop-off tadi. Turut berduka om, semoga tidak parah dan cepat pulih. Dan kamipun pamit diri permisi melanjutkan perjalanan dengan semakin waspada … dan semakin ngebut #halaaaaah.

Dibutuhkan waktu tidak lebih dari 45 menit untuk menyelesaikan trek ini. Oleh sebab itu biasanya sang Marshall menawarkan 1 atau 2 run lagi untuk mengulang trek ini. Semua peserta rombongan voting apakah akan mengulang atau tidak. Sebenarnya sih gue vote untuk mengulang … tapi melihat hampir seluruh peserta rombongan lain sudah terlanjur bilang tidak yaaaaa sutra laaah hihihihihihihi.

Bali, We’re Leaving

Sepedahan trek mini DH yang mantaf, makan siang all you can eat dengan menu mantaf dengan harga bersahabat plus masih sempat belanja oleh-oleh untuk orang rumah. Komplit sudah kesenangan yang kita dapatkan selama 3 hari kita di Bali. Dan sekarang saatnya packing persiapan untuk kembali  kembali ke Jakarta. Sebelum berangkat untuk gowes hari kedua ini, sebetulnya kita semua sudah sekalian check-out. Semua barang-barang kita pindahkan ke 2 buah kamar yang memang disewa sampai hari Minggu malam. Skedul keberangkatan pesawat yang akan membawa kita kembali ke Jakarta jam 22.40 waktu lokal jadi masih cukup banyak waktu untuk memasukkan kembali sepeda ke dalam tas, bersih-bersih badan dan ngopi sambil ketawa-ketiwi.

882433_4926901042678_1824982641_o

Citilink delay 1 jam arghhhhhhh … Ahirnya selamat tinggal Bali. Akibat delay tadi jadwal kedatanagn di Cengkareng juga molor menjadi jam 1 pagi. Perjalanan Cengkareng menuju Cikarang ditempuh 1 jam lebih so baru bisa tidur jam 2-an pagi. Dan hari ini kerjaan yang sudah menumpuk di kantor sudah siap menanti hohohohohohoho.

Ahirnya tamat juga … See you on Sulawesi # ehhhhhhh

Cheers, Mantel.

Salam TaTuTuTa aka Tanjakan Tuntun Turunan Takut aka T4

Urutan lengkap trip report ini :

Bagian ke-1

Bagian ke-2

Bagian ke-3

One thought on “Gowes di Pulau Bali, Mahal Tapi Sangat Sangat Sepadan (Bagian ke-4)

Leave a comment