Kita Gowes - Keluarga Piknik · Sumatera

Second Coming to The Hidden Paradise of MTB

Prolog :

Setelah istirahat total gowes lebih dari 1 tahun dimana trip terahir yang gue lakukan adalah saat mencoba beberapa trek di lereng gunung Sindoro pada medio 2015, terhitung baru sekitar 4x gue kembali mencoba mengayuh pedal gowes di trek sekitar rumah. Kerinduan untuk kembali menyicipi trek MTB di berbagai daerah di Indonesia ahirnya akan segera berahir manakala gue berhasil mengantongi izin gowes di daerah lain.

Walaupun tingkat kebugaran gue masih jauh dari kondisi terbaik, namun bukan hal yang sulit untuk untuk mengatakan YA saat ajakan untuk kembali mencoba beberapa trek di Batusangkar Sumatera Barat datang dari om Aries Umbara seorang kawan lama yang tinggal di kota Padang.. Trek Patar, Aua Serumpun, Libas, dan New Gerpah seperti tertulis manis pada daftar menu trek yang siap untuk dicoba. Dan untuk trip kali ini gue mengajak serta om Holis dari Roger Bagen Bekasi, sesama pecinta trip gowes bertemakan piknik.

Berbeda dengan saat kunjungan gue pertama kali ke Sumatera Barat tahun 2013 lalu dimana saat itu acara utama adalah wisata bersama keluarga sehingga memilih kota Bukittinggi sebagai tempat untuk menginap. Kali ini gue lebih memilih kota Batusangkar sebagai base camp karena  hampir sebagain besar trek yang akan kita coba berlokasi di sekitar kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Budaya” tersebut.

Sabtu 4 Februari 2017, di hari ini kita akan mencoba 3 trek dengan urutan trek New Gerpah, sebuah trek AM sepanjang kurang lebih 12 km, lalu akan dilanjutkan untuk mencoba sebuah trek Libas, sebuah trek AM lain sepanjang 16 km dan akan ditutup dengan mencoba trek full turunan yang belum lama dibuka yakni Aua Serumpun Bike Park. Sedangkan untuk keesokan harinya sehubungan terbatasnya waktu maka kita hanya akan mencoba trek full turanan lain yakni Patar Bike Park.

Day 1 – New Gerpah

Dinamakan trek New Gerpah karena memang ada beberapa bagian dari trek Gerpah lama yang telah dimodifikasi (trip report Gerpah lama silahkan dibaca disini) . Titik start telah dirubah sehingga kita dapat menyimpan energi dengan telah dihilangkannya spot “tanjakan cinta” pada bagian awal trek Gerpah lama yang memang cukup menguras tenaga. Bagian tengah dan titik finish juga merupakan hal yang membedakan trek New Gerpah dibandingkan dengan Gerpah yang lama. Selain om Umbara, yang menemani gue dan om Holis gowes di pagi ini adalah om Mad Doel, seorang goweser handal yang tinggal di Batusangkar.

Tiga buah tanjakan tanah merah menjelang begian tengah yang ada pada trek Gerpah lama masih tetap berdiri angkuh namun sebenarnya masih tetap gowesable bagi rider dengan tingkat kebugaran diatas rata-rata. Jalur singletrack agak flowy yang main panjang dengan bonus hijaunya pepohonan serta titik finish adalah beberapa spot yang membedakan trek New Gerpah dibandingkan dengan Gerpah lama.
new-gerpah-1r

Dibandingkan trek Gerpah lama dimana saat itu kami memilih Istana Pagaruyung sebagai titik finish, maka pada trek New Gerpah titik finish adalah berupa dam pengaturan air berukuran lumayan besar. Jalur pure turunan singletrack  nan panjang menjelang titik finish dari trek New Gerpah seolah sebagai penawar dahaga dan seriously inilah the best part dari trek ini.

new-gerpah-2r

Day 1 – Libas

Pada saat tiba di titik finish setelah melibas trek Libas ini barulah gue menyadari alasan mengapa rekan-rekan Batusangkar menempatkan trek Libas ini pada urutan kedua. Jalan pedesaan sedikit menanjak yang sudah dibeton kemudian langsung disambung dengan jalur McAdam lumayan menguras energi. Walaupun hidangan pembuka trek ini sudah gue lalui dengan kombinasi gowes ngicik dan TTB dengan tehnik tingkat tinggi namun tetap saja membuat nafas gue Senin-Kemis ngos-ngosan  dan makin membuat gue tertinggal jauh dari rombongan Om Mad, om Umbara dan Om Holis.

Tidak ada tempat untuk berteduh tanpa terkena sengatan sinar matahari di sepanjang jalan berbatu ini, namun gue tetap memutuskan untuk beristirahat untuk sekedar mengatur nafas dan memberi asupan air agar tubuh tidak kekurangan cairan. Seorang warga yang sedang berkebun berbicara dengan bahasa lokal yang sama sekali tidak gue mengerti artinya. Namun dari gesture-nya sepertinya beliau hendak mengatakan bahwa ketiga rekan gowes gue sudah berbelok kiri masuk ke area pepohonan beberapa meter dari lokasi tempat gue berdiri. Beliau memberi anggukan dan menunjuk arah saat gue menanyakan ulang apakah benar rombongan belok kearah tersebut.

Alhamdulillah jalur yang ditunjuk adalah sebuah singletrack dengan pepohonan yang lebih teduh dibandingkan jalur McAdam tadi. Dan ternyata ketiga rekan gowes sedang menunggu tidak jauh dari mulut singletrack tadi.

new-gerpah-3r

Libas merupakan kependekan dari “Lintas Batas” karena memang trek ini melintasi perbatasan antara wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Lima belas menit pertama menyusuri singletrack walaupun diselingi satu-dua buah tanjakan manja seolah sudah dapat memberikan gambaran umum betapa asiknya kelanjutan jalur ini hingga dengan titik finish.

Kalau sebelumnya dugaan gue akan asiknya jalur ini lebih berdasarkan insting maka saat ini indikator lainnya satu demi satu mulai terlihat baik itu berupa panjangnya singletrack, lebar singletrack, pepohonan di sekeliling singletrack ataupun view yang memang sesuai dengan kriteria pribadi yang telah gue tetapkan saat menilai asik tidaknya sebuah jalur MTB.

libas-3r

Dari pembicaraan singkat dengan om Holis saat beristirahat sepertinya beliau juga sependapat akan keasikan jalur ini khususnya bagi penggila singletrack dan juga pada umumnya bagi semua goweser dengan tingkat kebugaran diatas rata-rata yang tidak enggan mengeluarkan energi untuk sedikit pedaling saat menemui sedikit tanjakan di tengah-tengah jalur.

Seperti yang sudah gue katakan sebelumnya bahwa menempatkan trek Libas ini pada urutan kedua acara gowes kita di hari ini seperti membuat adrinalin bermain roller coaster dimana tadi sempat meletup-letup pada bagian ahir trek New Gerpah lalu seperti dihempaskan kembali saat di bagian awal trek Libas sampai ahirnya kembali meletup-letup kembali saat berada di spot singletrack panjang yang cenderung menurun pada bagian tengah dan pada ahirnya ditutup kembali dengan jalan khas pedesaan yang berbatu yang agak menanjak.

libas-2r

Agenda gowes kedua dihari ini kami tutup dengan ishoma. Makan siang tentunya kembali di rumah makan yang menyediakan makanan khas Minang dengan cita rasa yang ciamik.  Ohhh did I mention we are not only singletrack but also picnic lover? Jika sudah menginjakkan kaki di batusangkar sungguh merugi rasanya jika sampai melewatkan Istana Basa Pagaruyung untuk dikunjungi. Sebuah ikon lain Sumatera Barat dimana jika anda beruntung tiba pada saat yang tepat, Istana yang indah ini bisa menjadi sangat Instagramable untuk anda serta sepeda kesayangan anda 🙂

batusangkar-517

Day 1 – Aua Serumpun Bike Park

Kami memutuskan untuk berleyeh-leyeh terlebih dahulu selepas makan siang sambil menunggu waktu dan matahari sedikit bergeser ke arah barat sehingga kami dapat menikmati trek Aua Serumpun dengan sempurna, baik itu berupa kegiatan photo session ataupun menikmati jalur full turunan yang akan berahir di pinggir danau Singkarak.

Perjalanan menutu titik start trek Aua Serumpun membutuhkan kondisi mobil yang prima karena harus melalui jalan dengan tanjakan yang sangat curam. Titik start Aua Serumpun Bike Park ini berupa lahan kosong lumayan luas pada sebuah puncak sebuah bukit kecil dengan pemandangan danau Singkarak dan dikelilingi gugusan bukit-bukit indah di bawah sana. “Aua Serumpun” dalam bahasa Indonesia dapat berarti serumpun pohon bambu karena memang disana terdapat pohon tersebut. Bike Park ini mempunyai dua jalur MTB full turunan yang siap untuk dinikmati

auasarumpun-3r

Permukaan jalur terlihat seperti butiran-butiran tanah bebatuan kecil yang lumayan licin. Pada bagian awal oleh sang designer jalur dibuat berkelok-kelok dengan beberapa variasi jenis tikungan mulai dari tikungan yang mudah sampai dengan tikungan U yang lumayan sulit dilalui jika kecepatan sepeda tidak terkontrol dengan tepat.

Bagian awal jalur berupa area terbuka dengan hanya ditumbuhi rerumputan dan ilallang pada sisi kiri dan kanan jalur. Nyaris tidak terlihat pepohonan besar tumbuh sampai menjelang pertengahan jalur Aua Serumpun ini.

auasarumpun-2r

Setelah melewati bagian terbuka tadi jalur berubah menjadi singletrack yang sebenarnya dengan jurang kecil disisi kanan yang cukup membuat adrenalin kembali terpacu karena masih banyak melewati area dengan pemukaan jalur berupa bebatuan kecil yang sewaktu-waktu dapat merubah sepeda kita terpeleset ke arah jurang kecil tadi.

Day 2 – Patar Bike Park

Mengingat waktu check-out hotel dan jam keberangkatan pesawat yang akan membawa kami pulang kembali ke Bekasi maka trek Patar ini dipilihkan oleh rekan-rekan MTB Batusangkar untuk kami cicipi di pagi hari ini sekaligus agar kami dapat bersilaturahmi dengan MTB rider dari beberapa kota lain di sekitar Batusangkar. Bergabung bersama kami kali ini om Rahmat seorang kawan lama yang tinggal di Bukittinggi.

patar-6r

Sungguh beruntung rekan-rekan MTB yang tingal di daaerah ini dimana pemerintah daerah (baik secara langsung ataupun tidak langsung) mensupport kegiatan bersepeda. Dibuatkannya jalan aspal mulus akses menuju titik start trek Patar ini adalah salah satu bukti nyata begitu juga rencana pembangunan akses jalan yang lebar menuju Aua Serumpun Bike Park dan hotel berbintang di area tersebut.

Kata “Patar” merupakan kependekan dari “Padang Taro”. Nama resmi trek in adalah Patar Enduro Bike Park. But i tell you what … your enduro skill wont be used much here .. since most of the part of this bike park is full of lovely descending singletrack trail.

Salah satu icon menarik dengan code name jalur kobra, sebuah jalur zig-zag yang menurun tajam selalu menarik untuk dicoba. Bagi rider yang alergi dengan turunan curam sudah tersedia disisi kanan sebuah jalur alternatif aka chicken way dimana jalur menurun lebih landai namun dengan beberapa tikukngan yang lebih tajam 🙂

patar-3r

Menurut data yang gue baca panjang trek ini 2.3 km namun saat gue mencoba menyocokannya dengan data yg ada pada gps di handphone panjang trek adalah 1.1 km terhitung mulai dari pinggir jalan aspal  pada ketinggian 1631 mdlp sampai dengan titik finish pada ketinggian 769 mdpl. Namun sangat mungkin bahwa kita membandingkan panjang trek dengan titik awal pengukuran yang berbeda.

patar-1r

Menurut pendapat gue pribadi trek Patar Bike Park ini bisa dibilang gabungan dari beberapa spot pada trek Susu Baturaden yang terwakili oleh singletrack menurun plus drop-drop manja ukuran sedang yang membelah perkebunan  + beberapa spot pada trek Geothermal Bali yang diwakili oleh akar-akar pepohonan yang melintang di tengah jalur + beberapa spot pada trek Cikole Atas  yang diwakili oleh jalur zigzag flowy yang asoy geboy.

patar-4r

Salut untuk rekan-rekan MTB Sumatera Barat yang telah meluangkan waktu, tenaga dan biaya untuk membuat Bike Park ini. Untuk akses loading bagi rider yang ingin mencoba ulang beberapa kali warga lokal sekitar telah menyediakan pickup dengan biaya Rp 10.000 per sepeda untuk setiap kali loading. Sementara untuk biaya perawatan trek setiap orang dikenakan biaya as little as Rp 5.000. Dibandingkan dengan adrenalin yang terpacu dan keasikan menikmati trek ini biaya-biaya tersebut is peanut.

Penutup

Kondisi jalur MTB dan bike park yang mantaf, harga tiket pesawat yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga tiket pesawat tujuan Bali, hotel dengan kondisi resik dan nyaman di Batusangkar dengan harga yang sangat bersahabat, makanan dengan cita rasa yang aduhai dengan harga yang sangat terjangkau adalah daya tarik tersendiri untuk para rider luar Sumatera Barat untuk datang dan mencoba the hidden paradise of MTB alias ‘surga’ MTB yang tersembunyi ini. Untuk pribadi saya sendiri semua biaya yang saya keluarkan selama trip gowes sambil piknic kali ini sangatlah worth every penny.

Special thanks untuk om Umbara yang sudah meluangkan waktu menemani mulai dari menjemput di bandara Padang, saat gowes hingga mengantar kami kembali ke bandara. Terimakasih juga untuk om Mad Doel, om Rahmat HP Tanjung dan semua semua rekan-rekan Combat Batusangkar dan seluruh goweser Sumatera Barat atas keramah tamahannya.

Cheers and keep pedalling

Mantel. Cikarang 7 Feb 2017

Salam T4 aka TaTuTuTa aka Tanjakan Tuntun Turunan Takut  (https://www.facebook.com/T4.aka.TaTuTuTa)
Twitter : @jashujan
Email : payung[at]yahoo.com
Blog : jashujan.wordpress.com

2 thoughts on “Second Coming to The Hidden Paradise of MTB

Leave a comment